Taman Sari Jogja – Yogyakarta memang menawarkan wisata budaya nan tidak ada habisnya. Peninggalan-peninggalan masa silam tetap terawat hingga saat ini serta penduduknya nan tetap memegang teguh budaya istiadat dan melestarikan kebudayaan nan ada membikin kota Jogja sempurna dijadikan sebagai tujuan wisatanya.
Dengan mengunjungi Jogja Anda bakal berasa menaiki mesin waktu dan kembali pada masa lampau. Walaupun sudah banyak gedung modern nan ada di Jogja, tetapi kesan kebudayaan masa silam nan tertinggal tetap terasa kuat.
Istana Air Taman Sari adalah salah satu wisata budaya nan banyak dikunjungi visitor pada saat berjalan ke Jogja. Istana Air Taman Sari terletak di dekat keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan dari alun-alun kota Jogja juga sangat dekat hanya butuh 15 menit perjalanan. Banyak nan mengunjungi tempat ini untuk memandang saksi bisu sejarah pada jaman dulu serta ada pula nan menjadikannya sebagai spot foto prewedding nan ciamik.
Kunjungi juga yuk: Pantai Indrayanti Jogja, Tempat Liburan Seru nan Wajib Dikunjungi
Istana Air Taman Sari Jogja

Kali ini Tempatwisataseru bakal membujuk Anda dan family untuk mengunjungi istana air taman sari jogja nan fenomenal dan sangat sayang untuk dilewatkan. Silahkan simak review-nya berikut ini:
Sejarah Istana Air Taman Sari Jogja
Istana Taman Sari adalah corak ucapan terima kasih dari Sultan Hamengku Buwono I untuk para istrinya nan telah membantu berjuang selama masa peperangan. Istana Taman Sari dibangun diatas sebuah mata air alias nan dalam bahasa Jawa disebut umbul dengan jasa seorang arsitek berkebangsaan Portugis berjulukan Demak Tegis dan mandornya adalah bupati Madiun. Istana Taman Sari terletak 500 meter selatan dari keraton.
Spot Wisata nan Ada Di Istana Air Taman Sari Jogja
Dari Gapura Panggung, sultan bisa menyaksikan tari-tarian dari Taman Sari. Di Istana Taman Sari terdapat gedung nan berfaedah sebagai tempat para penabuh alunan musik. Sedangkan ditengah-tengah merupakan area panggung nan biasa digunakan oleh penari untuk menunjukkan lenggak-lenggok aktivitas bagus penuh makna. Disini juga terdapat area pemandian kolam Taman Sari nan dulu hanya boleh dimasuki oleh family saja. Namun sekarang visitor bebas untuk melihatnya.
Benda-benda Bersejarah nan Ada Di Istana Air Taman Sari Jogja
Disini benda-benda sejarah nan ada di Istana Taman Sari tetap dijaga keutuhannya. Anda bakal menemukan periuk nan dulu dijadikan tempat berkaca bagi para istri sultan. Periuk tersebut terlihat kegemerlapan dengan ornament nan menghiasi sekelilingnya. Anda juga dapat memandang bilik pribadi sultan nan tetap terawat hingga saat ini. Ada pula tangga nan terbuat dari kayu jati nan tetap kokoh hingga saat ini. Hingga sekarang Taman Sari tetap komplit dengan waduk buatan serta semerbak kembang nan ditanam disekitar istana tersebut.
Ruang Rahasia Istana Air Taman Sari Jogja
Di Istana Taman Sari juga terdapat banyak ruang rahasia layaknya di Istana lainnya. Ada sebuah lorong di Taman Sari nan menghubungkan antara Taman Sari dengan keraton dan juga Pulo Kenongo. Dahulu tempat ini sebagai tempat berjaga andaikan Istana Taman Sari dalam keadaan genting. Disini terdapat begitu banyak ruang rahasia.
Bagian Istana Air Taman Sari Jogja

Berikut ini beberapa bagian kompleks dari Istana Air Taman Sari Yogyakarta, yaitu:
- Danau buatan nan terletak di sebelah barat.
- Pemandian Umbul Binangun, terletak di sebelah selatan waduk buatan.
- Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati, terletak di sebelah selatan Umbul Binangun.
- Bagian sebelah timur nan memanjang dari Pemandian Umbul Binangun sampai Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati, merupakan waduk dengan pulau buatan serta jembatan gantung dan kanal.
Dari keempat kompleks nan ada di Taman Sari Yogyakarta, hanya Pemandian Umbul Binangun saja nan tetap dalam keadaan utuh, sedangkan tiga bagian nan lain sudah menjadi perkampungan masyarakat nan dulunya merupakan abdi dalam Keraton Yogyakarta.
Penjelasan Bagian Istana Air Taman Sari Yogyakarta
Untuk lebih jelasnya tidak ada salahnya juga jika kita ulas secara komplit mengenai bagian-bagian nan ada di dalam istana air taman sari Jogja ini. Berikut ini rinciannya nan kami kutip dari wikipedia:
Bagian pertama
Untuk bagian nan pertama sendiri tempat nan paling eksotis dahulunya. Bagian ini terdiri dari waduk buatan nan disebut “Segaran” (harfiah=laut buatan) serta gedung nan ada di tengahnya, dan gedung serta taman dan kebun nan berada di sekitar waduk buatan tersebut.
Di samping untuk memelihara beragam jenis ikan, waduk buatan Segaran juga difungsikan sebagai tempat bersampan Sultan dan family kerajaan.
Sekarang waduk buatan ini tidak lagi berisi air melainkan telah menjadi pemukiman padat nan dikenal dengan kampung Taman. Bangunan-bangunan nan tersisa dalam kondisi nan sangat memprihatinkan.
Jangan lewatkan: 84 Tempat Nongkrong di Jogja Paling Asyik
Pulo Kenongo
Di tengah-tengah Segaran terdapat sebuah pulau buatan, “Pulo Kenongo”, nan ditanami pohon Kenanga (Kananga odorantum[?], famili Magnoliaceae[?]). Di atas pulau buatan tersebut didirikan sebuah gedung berlantai dua, “Gedhong Kenongo”. Gedung terbesar di bagian pertama ini cukup tinggi. Dari anjungan tertingginya orang dapat mengawasi kawasan Keraton Yogyakarta dan sekitarnya sampai ke luar tembok baluwarti. Konon Gedhong Kenongo terdiri dari beberapa ruangan dengan kegunaan berbeda. Dari jauh gedung ini seperti melayang-layang di atas air. Oleh karenanya tidak mengherankan jika kemudian Taman Sari dijuluki dengan nama “Istana Air” (Water Castle). Saat ini (Januari 2008) gedung ini tinggal puing-puingnya saja.
Di sebelah selatan Pulo Kenongo terdapat deratan gedung mini nan disebut dengan “Tajug”. Bangunan ini merupakan menara ventilasi udara bagi terowongan bawah air. Terowongan ini merupakan jalan masuk menuju Pulo Kenongo selain menggunakan sampan/perahu mengarungi waduk buatan. Dahulu di bagian barat pulau buatan tersebut juga terdapat terowongan, namun kondisinya sekarang kurang terawat dibandingkan dengan terowongan selatan.
Pulo Cemethi dan Sumur Gumuling
Di sebelah selatan Pulo Kenongo terdapat sebuah pulau buatan lagi nan disebut dengan “Pulo Cemethi”. Bangunan berlantai dua ini juga disebut sebagai “Pulo Panembung”. Di tempat inilah konon Sultan bermeditasi. Ada juga nan menyebutnya sebagai “Sumur Gumantung”, karena di sebelah selatannya terdapat sumur nan menggantung di atas permukaan tanah. Untuk sampai ke tempat ini konon dengan adalah melalui terowongan bawah air. Saat ini gedung ini sedang dalam tahap pembaharuan besar – besaran nan bermaksud untuk merestorasi gedung – gedung nan tetap ada.
Sementara itu di sebelah barat Pulo Kenongo terdapat gedung berbentuk lingkaran seperti cincin nan disebut “Sumur Gumuling”. Bangunan berlantai 2 ini hanya dapat dimasuki melalui terowongan bawah air saja. Sumur Gumuling pada masanya juga difungsikan sebagai Masjid.
Di kedua lantainya ditemukan ceruk di tembok nan konon digunakan sebagai mihrab, tempat pemimpin memimpin salat. Di bagian tengah gedung nan terbuka, terdapat empat buah jenjang naik dan berjumpa di bagian tengah. Dari pertemuan keempat jenjang tersebut terdapat satu jenjang lagi nan menuju lantai dua. Di bawah pertemuan empat jenjang tersebut terdapat kolam mini nan konon digunakan untuk berwudu.
Cobain juga: Wisata kuliner Jogja nan Melegenda
Bagian Kedua
Bagian kedua nan terletak di sebelah selatan waduk buatan segaran merupakan bagian nan relatif paling utuh dibandingkan dengan bagian lainnya. Bagian nan tetap terpelihara adalah gedung sedangkan taman dan kebun di bagian ini tidak tersisa lagi. Sekarang bagian ini merupakan bagian utama nan banyak dikunjungi wisatawan.
Gedhong Gapura Hageng
“Gedhong Gapura Hageng” merupakan pintu gerbang utama taman raja-raja pada zamannya. Kala itu Taman Sari menghadap ke arah barat dan memanjang ke arah timur. Gerbang ini terdapat di bagian paling barat dari situs istana air nan tersisa. Sisi timur dari pintu utama ini tetap dapat disaksikan sementara sisi baratnya tertutup oleh pemukiman padat.
Gerbang nan mempunyai beberapa ruang dan dua jenjang ini berhiaskan relief burung dan bunga-bungaan nan menunjukkan tahun selesainya pembangunan Taman Sari pada tahun 1691 Jawa (kira-kira tahun 1765 Masehi).
Gedhong Lopak-lopak
Di sebelah timur gerbang utama antik Taman Sari terdapat laman bersegi delapan. Dahulu di tengah laman ini berdiri sebuah menara berlantai dua nan berjulukan “Gedhong Lopak-lopak”, jenis lain menyebut gopok-gopok. Sekarang (Januari 2008) gedung ini sudah tidak ada lagi. Di laman ini hanya tersisa deretan pot kembang raksasa serta pintu-pintu nan menghubungkan tempat ini dengan tempat lainnya. Pintu di sisi timur laman bersegi delapan tersebut merupakan salah satu gerbang menuju Umbul Binangun.
Umbul Pasiraman
“Umbul Pasiraman” alias ada nan menyebut dengan “Umbul Binangun” (pengucapan dalam bahasa Jawa “Umbul Winangun”) merupakan kolam pemandian bagi Sultan, permaisuri, para istri (garwo ampil), serta para putri-putri raja. Kompleks ini dikelilingi oleh tembok nan tinggi.
Untuk sampai ke dalam tempat ini disediakan dua buah gerbang, satu di sisi timur dan satunya di sisi barat. Di dalam gerbang ini terdapat jenjang nan menurun. Di kompleks Umbul Pasiraman terdapat tiga buah kolam nan dihiasi dengan mata air nan berbentuk jamur.
Di sekeliling kolam terdapat pot kembang raksasa. Selain kolam juga terdapat gedung di sisi utara dan di tengah sebelah selatan.
Bangunan di sisi paling utara merupakan tempat rehat dan berganti busana bagi para puteri dan istri (selir). Di sebelah selatannya terdapat sebuah kolam nan disebut dengan nama “Umbul Muncar”. Sebuah jalan mirip dermaga menjadi pemisah antara kolam ini dengan sebuah kolam di selatannya nan disebut dengan “Blumbang Kuras”.
Di selatan Blumbang Kuras terdapat gedung dengan menara di bagian tengahnya. Bangunan sayap barat merupakan tempat berganti busana dan sayap timur untuk rehat Sultan.
Menara di bagian tengah, konon digunakan Sultan untuk memandang istri dan puterinya nan sedang mandi kemudian nan tubuh telanjangnya paling mengesankan sultan bakal di panggil ke menara.
Di selatan gedung tersebut terdapat sebuah kolam nan disebut dengan “Umbul Binangun”, sebuah kolam pemandian nan dikhususkan untuk Sultan dan Permaisurinya saja.
Pada zamannya, selain Sultan, hanyalah para wanita nan diizinkan untuk masuk ke kompleks ini. Ini di mungkinkan lantaran semua wanita (permaisuri, istri ( selir ) dan para putri sultan) nan masuk ke dalam taman sari ini kudu lepas baju (telanjang), sehingga selain wanita di larang keras oleh sultan untuk masuk ke Taman Sari.
Gedhong Sekawan
Di timur umbul pasiraman terdapat sebuah laman bersegi delapan. Di laman nan dihiasi dengan deretan pot kembang raksasa ini berdiri 4 buah gedung nan serupa. Bangunan ini bernama “Gedhong Sekawan”. Tempat ini digunakan untuk rehat Sultan dan keluarganya. Di setiap sisi laman terdapat pintu nan menghubungkannya dengan laman lain.
Gedhong Gapuro Panggung
Di sebelah timur laman bersegi delapan tersebut terdapat gedung nan disebut dengan “Gedhong Gapura Panggung”. Bangunan ini mempunyai empat buah jenjang, dua di sisi barat dan dua lagi di sisi timur. Dulu di gedung ini terdapat empat buah patung ular naga namun sekarang hanya tersisa dua buah saja.
Gedhong Gapura Panggung ini melambangkan tahun dibangunnya Taman Sari ialah tahun 1684 Jawa (kira-kira tahun 1758 Masehi). Selain itu di gedung ini juga terdapat relief ragam hias seperti di Gedhong Gapura Hageng. Sisi timur gedung ini sekarang menjadi pintu masuk situs Taman Sari.
Gedhong Temanten
Di tenggara dan timur laut gerbang Gapuro Panggung terdapat gedung nan disebut dengan “Gedhong Temanten”. Bangunan ini dulu digunakan sebagai tempat penjaga keamanan bekerja dan tempat istirahat. Menurut sebuah rekonstruksi Taman Sari di selatan gedung ini terdapat sebuah gedung lagi nan sekarang tidak ada bekasnya sedangkan di sisi utaranya terdapat kebun nan juga telah berubah menjadi pemukiman penduduk.
Bagian Ketiga
Bagian ini tidak banyak meninggalkan jejak nan dapat dilihat. Oleh karenanya penjelasan di bagian ini sebagian besar berasal dari rekonstruksi nan ada. Dahulu bagian ini meliputi Kompleks “Pasarean Dalem Ledok Sari” dan Kompleks kolam “Garjitawati” serta beberapa gedung lain dan taman/kebun.
Pasarean Dalem Ledok Sari merupakan sisa dari bagian ini nan tetap terjaga. Pasarean Dalem Ledok Sari konon merupakan tempat peraduan Sultan berbareng Pemaisurinya. Versi lain mengatakan sebagai tempat meditasi. Bangunannya berbentuk seperti U. Di tengah gedung terdapat tempat tidur Sultan nan di bawahnya mengalir aliran air.
Sebuah dapur, ruang penjahit, ruang penyimpanan barang, dan dua kolam untuk pelayan begitu pula kebun rempah-rempah, buah-buahan, dan sayur-sayuran diperkirakan berada bagian ini. Di sebelah baratnya dulu terdapat kompleks kolam Garjitawati.
Jika perihal itu betul maka kompleks ini merupakan sisa pesanggrahan Garjitawati dan kemungkinan besar juga merupakan Umbul Pacethokan nan pernah digunakan oleh Panembahan Senopati.
Kunjungi juga: Objek Wisata Alam Telaga Biru Jogja Nan Eksotis dan Menggoda
Bagian Keempat
Bagian terakhir ini merupakan bagian Taman Sari nan praktis tidak tersisa lagi selain jejak jembatan gantung dan sisa dermaga. Deskripsi di bagian ini nyaris seluruhnya merupakan sebuah rekonstruksi dari sketsa serangan pasukan Inggris ke Keraton Yogyakarta pada tahun 1812.
Bagian ini terdiri dari sebuah waduk buatan beserta gedung di tengahnya, taman di sekitar waduk buatan, kanal besar nan menghubungkan waduk buatan ini dengan waduk buatan di bagian pertama, serta sebuah kebun.
Danau buatan terletak di sebelah tenggara kompleks Magangan sampai timur laut Siti Hinggil Kidul. Di tengahnya terdapat pulau buatan nan konon disebut “Pulo Kinupeng”. Di atas pulau tersebut berdiri sebuah gedung nan konon disebut dengan “Gedhong Gading”. Bangunan nan menjulang tinggi ini disebut sebagai menara kota (Cittadel Tower).
Kanal besar terdapat di sisi barat laut dari waduk buatan dan memanjang ke arah barat serta berhujung di sisi tenggara waduk buatan di bagian pertama. Di kanal ini terdapat dua penyempitan nan diduga keras merupakan letak jembatan gantung. Salah satu jembatan tersebut berada di jalan nan menghubungkan kompleks Magangan dengan Kamandhungan Kidul.
Bekas-bekas dari jembatan ini tetap dapat disaksikan, walaupun jembatannya sendiri telah lenyap. Di sebelah barat jembatan gantung terdapat sebuah dermaga. Dermaga ini konon digunakan Sultan sebagai titik awal perjalanannya masuk ke Taman Sari. Konon Sultan masuk ke Taman Sari dengan bersampan.
Di sebelah selatan Kanal terdapat kebun. Kebun ini berlokasi di sebelah barat kompleks Kamandhungan Kidul dan Siti Hinggil Kidul. Kini semua tempat itu telah menjadi pemukiman penduduk. Kebunnya telah berubah menjadi kampung Ngadisuryan sedangkan waduk buatan berubah menjadi kampung Segaran.
Itulah tadi wisata sejarah nan bisa Anda temui di Istana Air Taman Sari Jogja. Disini Anda bakal disuguhkan keelokan serta kemegahan istana masa lampau. Jangan lewatkan juga: Jalan Malioboro Jogja, Tempat Wisata Paling Melegenda dan Mendunia